
Kata Tarawangsa sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai alat
musik gesek yang memiliki dua dawai yang terbuat dari baja atau besi,
jika dilihat dari bentuknya secara sekilas Tarawangsa ini mirip dengan
rebab. Alat musik ini terbuat dari kayu yang terdiri atas dua bagian
yaitu tangkai penampang dawai dan badan atau body yang berbentuk kotak
seperti yang bisa dilihat pada foto atau gambar diatas dimana salah satu
personilnya sedang memegang Tarawangsa, dawai tarawangsa terdiri atas
dua senar, yang kiri dimainkan dengan tangan kiri dengan cara dipetik
dengan jari telunjuk, sedangkan yang satunya dengan digesek dan
penggeseknya dimainkan oleh lengan kanan, filosofinya katanya dua dawai
tarawangsa ini adalah perlambang Sang Pencipta yang selalu menciptakan
makhluk berpasang-pasangan, sedangkan Jentrengnya berdawai tujuh, bila
seluruhnya digabung maka berjumlah sembilan senar maka sama dengan
jumlah wali penyebar Islam di pulau Jawa.
Kabarnya sulit sekali melacak sejarah sejak kapan dan dimana alat musik
Tarawangsa ini lahir di tanah Pasundan karena memang kurangnya litelatur
yang menjelaskannya secara pasti, namun di Rancakalong terdadapat
sebuah tradisi lisan yang hidup hingga sekarang dan diceritakan secara
turun temurun mengenai kisah awal mula Kesenian Tarawangsa, yang menurut
cerita tersebut kesenian Tarawangsa telah ada sejak masa kerajaan
Mataram Kuno sekitar abad 8-9 masehi dan kesenian tersebut berkaitan
erat dengan hubungan Sumedang dengan Mataram, tapi cerita tersebut saya
kurang hafal, nanti mungkin akan saya ceritakan pada postingan
selanjutnya.
http://www.wewengkonsumedang.com/2013/06/kesenian-tarawangsa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar